Minggu, 27 Februari 2011

lirik lagu bring me to life

BRING ME TO LIFE

how can you see into my eyes like open doors
leading you down into my core
where I’ve become so numb without a soul my spirit sleeping somewhere cold
until you find it there and lead it back home
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
now that I know what I’m without
you can’t just leave me
breathe into me and make me real
bring me to life
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
Bring me to life
(I’ve been living a lie, there’s nothing inside)
Bring me to life
frozen inside without your touch without your love darling only you are the life among the dead
all this time I can’t believe I couldn’t see
kept in the dark but you were there in front of me
I’ve been sleeping a thousand years it seems
got to open my eyes to everything
without a thought without a voice without a soul
don’t let me die here
there must be something more
bring me to life
(Wake me up)
Wake me up inside
(I can’t wake up)
Wake me up inside
(Save me)
call my name and save me from the dark
(Wake me up)
bid my blood to run
(I can’t wake up)
before I come undone
(Save me)
save me from the nothing I’ve become
(Bring me to life)
I’ve been living a lie, there’s nothing inside
(Bring me to life)

Minggu, 13 Februari 2011

lirik lagu my heart

 Lirik Lagu Irwansyah ft. Acha My Heart

di sini kau dan aku
terbiasa bersama
menjalani kasih sayang
bahagia ku denganmu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
pernahkah kau menguntai
hari-hari paling indah
terukir nama kita berdua
di sini surga kita

reff: bila kita mencintai yg lain
mungkinkah hati ini akan tegar
sebisa mungkin tak akan pernah
sayangku akan hilang

if you love somebody could we be this strong
i willl fight to win, our love will conquer all
wouldn't risk my love even just one night
our love will stay in my heart

pernahkah kau menguntai
hari paling indah
ku ukir nama kita berdua
di sini surga kita

bilakah kita mencintai yg lain
mungkinkah hati ini akan tegar
sebisa mungkin tak akan pernah
sayangku akan hilang

repeat reff

yg di cari wnita dlm diri pria

YANG DICARI WANITA DALAM DIRI PRIA

Pilihan pasangan seks masih sangat ditentukan oleh pola pemikiran yang berubah-ubah yang dengannya wanita pertama-tama mencari pasangan yang bisa dijadikan tempat bersandar. Untuk alasan tersebut, penampilan fisik tampaknya kurang penting bagi wanita daripada kualitas kepribadian.

Umur juga bukan merupakan faktor yang penting bagi wanita dalam memilih pria. Berbeda dengan pria, yang cenderung mencari wanita yang lebih muda, wanita bisa tertarik pada pria dari segala kelompok umur.

1. Kepribadian
Percaya diri, penuh kasih sayang, mandiri dan dominan cenderung dirasakan sangat menarik, seperti juga dapat diandalkan dan setia, serta kualitas yang menunjukkan kehangatan, keintiman dan penuh perhatian. Pria yang mencoba berhubungan dengan wanita dan berbicara dengan bebas dan terbuka tentang apa yang menarik perhatian mereka, dan menggunakan suara yang bersungguh-sungguh, lebih berhasil dengan wanita.

2. Kecakapan
Pria yang sukses dalam pekerjaan atau bidang olah raga, dan mempunyai bukti nyata, lebih disukai daripada pria yang kurang bisa menarik perhatian wanita.

3. Kualitas fisik
Pria yang fit dan sehat, dengan tubuh berotot bagus, agak kurus dan tidak merokok, dan barangkali memiliki karakter feminin yang mengejutkan seperti bulu mata panjang, dianggap lebih menarik daripada pria kekar berotot. Wanita lebih suka pria yang lebih tinggi daripada dirinya.

4. Karakter pribadi
Yang menarik bagi wanita adalah tubuh yang sehari-hari bersih dari keringat dan bebas bau badan; daerah genital yang baunya tidak terlalu tajam; tangan yang terawat; kaki yang dicuci bersih, kaos kaki yang bersih setiap hari; rambut yang bersih; wajah yang dicukur bersih atau dengan jenggot yang rapi dan tanpa cambang.

5. Comfort (Nyaman)

Bagaimana wanita itu bisa merasa nyaman berada di dekat anda. Kenyamanan bukanlah dengan tidak ada pertengkaran, langgeng. Lebih tepatnya adalah “How to treat a lady”. Jangan katakan bila sering bertengkar anda tidak merasa nyaman. INI ADALAH SUATU KESALAHAN. Justru disanalah inti dari kenyamanan itu. Anda bertengkar, selisih pendapat, emosi, dll..tetapi sejauh mana anda bisa menghilangkan emosi itu ketika semuanya itu terjadi??? point selanjutanya adalah sambungannya

6. Mau mendengarkan event jarang melakukan
Wanita paling senang jika dengan sabar dia didengarkan, yakin dan percayalah.

7. Mengendalikan emosi
Kalau sedang terjadi pertengkaran, dan kedua-duanya diliputi emosi yang pasti yang ada akan lebih parah. Justru lebih baik membuang emosi, dengarkan baik-baik, jangan menyela, setelah selesai marah2x, baru buat bahan canda dan tawa. Untuk menyegarkan suasana. Baru dibahas dengan cara-cara bukan dengan bertengkar atau mempertahankan pendapat tetapi lebih ke arah bertukar pikiran dan diskusi. Pasti cara ini sangat efektiv dan evisien

8. Canda dan Tawa
Membuat canda dan tawa ini sangat penting, karena apabila habis bahan pembicaraan, suasana yang kaku bisa fresh. Wanita itu sangat sulit untuk senyum dan tawa yang ikhlas/spontan

ciri* pcran yg serius

CiRi - CiRi PaCaRaN YanG SeRiUuuuzzz..


  1. dia slalu ada saat kita butuhkan,terkecuali jika dia sedang ada halangan yang emang bener gawat.
  2. slalu bisa mendengarkan dan memberikan solusi dari setiap persoalan kita
  3. mau berusaha untuk bisa beradaptasi di dalam keluarga kita
  4. mempunyai rencana masa depan untuk kita berdua
  5. tau kapan harus bersikap romantis dan kapan harus bersikap serius
  6. bisa merubah kesedihan dan tangis kita menjadi tawa
  7. disela kesibukannya dia masih da waktu untuk menghubungi kita.
  8. bukan hanya sayang kepada diri kita, tetapi dia juga harus sayang kepada keluarga kita.

nhe menurut gue LooocHhh..

Sabtu, 12 Februari 2011

pria menanggis


Pria menangis jika…


Ada sedikitnya tiga hal yang dapat membuat kaum pria meneteskan air mata, yaitu: cinta, dosa, dan wanita.
(Dito Anurogo)
Cowok kok nangis? Malu, dong… Ah siapa bilang? Sst… kalau kamu mau tahu apa saja yang bisa membuat lelaki itu menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa, bacalah artikel ini sampai selesai.
– ** 00 ** –
Nah… inilah 123 hal yang membuat pria meneteskan air mata, atau setidaknya membuat hatinya tersayat, teriris, terluka-pedih….
Sosok pria sebagai seorang ayah, ia akan menangis, berduka, terluka, sedih, atau kecewa jika:
  • Ada pria lain, selain dirinya, di hati istri yang amat dicintainya.
  • Ia ditinggalkan sendirian oleh anak dan istrinya.
  • Ia tidak pernah dianggap ada oleh keluarganya.
  • Kedatangannya disambut dengan omelan, berbagai macam pertanyaan penuh kecurigaan, atau muka masam dari istri dan/atau anak-anaknya. Sepantasnya seorang istri menyambut suami dengan sapaan nan lembut, senyuman yang mesra, dengan pakaian yang memesona.
  • Istrinya diketahui selingkuh atau “ada main” dengan pria lain.
  • Ia tidak mampu memberikan uang jajan untuk putra/i yang dicintainya.
  • Ia tidak mampu memberikan atau membelikan yang terbaik untuk istri dan anak-anaknya.
  • Ia masih tergantung dengan orang tuanya, terutama dalam segi materi.
  • Ia teringat dengan masa lalunya yang begitu menyenangkan, dan sekarang ia merasa begitu menderita.
  • Jika masa lalunya begitu kelabu, ia akan menyesalinya mengapa ia seperti itu, sehingga… kini ia berjanji untuk bertaubat agar lembaran kehidupan menjadi putih berseri.
  • Ia dimasukkan oleh anak-anaknya ke panti jompo setelah ia tidak lagi mampu berbuat apa-apa.
  • Ia dibantah anak-anaknya dengan cara yang begitu kasar.
  • Anak-anaknya yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang membencinya ketika mereka (beranjak) dewasa.
  • Anak-anaknya menjadi pembangkang, nakal, bandel, sulit diatur. Intinya adalah anak-anaknya menjadi orang yang kurang/tidak cerdas baik dari segi IQ (intelektual), EQ (emosional), SQ (spiritual), maupun AQ (adversity quotient).
  • Anak-anaknya hanya mau hartanya saat ia ada, bahkan sampai berebut warisannya setelah ia tiada.
Sosok pria sebagai seorang anak, balita, anak kecil, atau remaja ia akan menangis, bersedih, terluka, berduka, atau kecewa jika:
  • Kehadirannya di dunia ini ternyata tidak dikehendaki oleh orang tuanya.
  • Ia dikatakan sebagai anak haram, anak durhaka, anak yang tak tahu balas budi, anak kurang ajar, anak yang tak tahu berterimakasih, dan sebutan lainnya yang tak pantas.
  • Ia tidak dibelikan mainan atau sesuatu yang diinginkannya.
  • Ia merasa haus.
  • Ia merasa lapar.
  • Ia merasa atau melihat orang tuanya tidak harmonis, sering cekcok, sering bertengkar.
  • Ia dijauhkan dari sesuatu (baik barang, benda, mainan, maupun eseorang) yang disukai atau dicintainya.
  • Ia merasa kemauan/keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
  • Ia dimarahi, terutama hanya gara-gara masalah kecil/sepele.
  • Ia dibentak-bentak.
  • Ia terlalu dibatasi dan dikekang.
  • Ia dilarang bergaul dengan lawan jenis, hanya karena alasan takut dengan pergaulan bebas. Solusinya: orang tua memberitahu cara-cara bergaul yang agamis dan dinamis.
  • Ia dilarang melakukan sesuatu dengan alasan kasihan atau sayang. Sering kita mendengar orang tua berkata, “Melarang itu berarti tanda sayang.” Tidak dalam semua hal ungkapan ini benar.
  • Ia tahu orang tuanya terlilit hutang, atau ada masalah yang tak mudah untuk dipecahkan.
  • Ia tahu orang tuanya terlibat dalam masalah kriminal.
  • Ia dipaksa menikah, atau dijodohkan orang tuanya dengan seorang gadis yang tidak dicintainya, atau dijodohkan dengan seorang wanita demi memenuhi ambisi, keinginan, kemauan orang tuanya, misalnya: mempertahankan kerajaan bisnis keluarga, demi reputasi-popularitas, demi kekayaan dan kejayaan, dsb.
Sosok pria sebagai seorang kekasih, ia akan menangis, atau setidaknya terluka, kecewa, bersedih hati, jika:
  • Ia tidak bisa membahagiakan wanita yang dikasihinya.
  • Kehadirannya sama seperti ketiadaannya.
  • Ia tidak bisa membuat wanita yang disayanginya tersenyum bahagia dan wajahnya berbinar ceria.
  • Wanita yang dicintainya (ternyata) tidak mencintainya dengan sepenuh hati, atau hanya mencintainya dengan separuh hati.
  • Kekasihnya berpaling ke lain hati, mencari kehangatan lelaki lain, mencari pelukan lelaki lain.
  • Wanita yang dipujanya (diam-diam) mengagumi, memuji-muji, memuja kelebihan cowok lain, terlebih di depan matanya sendiri, lalu memandang rendah dirinya.
  • Wanita idaman hatinya hanya mencintai hanya saat memerlukannya, jika tidak sedang butuh… wanita itu berpaling ke pria lain.
  • Ia melihat wanita yang dikasihinya sedang bermesraan, bergandengan tangan, berciuman, dan/atau berselingkuh dengan pria lain.
  • Ia dibanding-bandingkan dengan pria lain, terutama dalam masalah status, pekerjaan, dan… uang (harta).
  • Ia merasa dikhianati oleh wanita yang begitu dikaguminya dikasihinya, disayanginya, dan dicintainya.
  • Ia ditinggalkan, dicampakkan, ditelantarkan, atau ditinggal pergi begitu saja, diputuskan secara sepihak oleh wanita yang amat dicintainya.
  • Ia (merasa) dicintai oleh wanita yang salah, pada saat yang salah (di waktu yang tidak tepat), dan di tempat yang salah.
  • Ia setia, namun kekasihnya tak setia.
  • Cinta wanita kepadanya dihiasi dengan kepalsuan. Maksudnya, wanita itu mencintainya karena ia memiliki harta, kedudukan, popularitas. Singkatnya, wanita itu mau dan mencintai karena sang Pria “memiliki dunia”. Setelah semuanya tiada, pria itu ditinggalkan begitu saja.
  • Cinta wanita kepadanya dibingkai dengan kehampaan. Maksudnya, wanita itu hanya berpura-pura saja mencintainya, atau menjadikan dirinya semata hanya sebagai pelampiasan, pelarian, pelabuhan sementara. Ungkapan “Dalam dunia percintaan, kepura-puraan adalah hal yang amat menyakitkan!” terasa kebenarannya.
  • Ia terlalu dikekang atau diatur oleh kekasihnya.
  • Ia harus selalu menuruti atau membenarkan semua kemauan, keinginan, saran, nasihat, pendapat dari wanita yang amat dicintainya.
  • Wanita yang disayanginya berubah menjadi baik hanya jika “ada maunya”.
  • Ia melihat wanita yang amat dicintainya sedang menangis atau bersedih hati.
  • Ia tidak bisa membantu wanita yang dikasihinya saat wanita tersebut benar-benar memerlukan pertolongannya.
Sosok pria sebagai seorang pengajar, guru, dosen, atau tutor, ia akan menangis atau bersedih hati jika:
  • Ia tidak bisa membuat muridnya memahami atau mengerti apa yang diajarkannya.
  • Ia menyaksikan muridnya gagal dalam ujian, tidak lulus dalam mata pelajaran/kuliah yang diberikannya. Kesedihan ini akan terasa begitu mendalam jika murid-muridnya gagal di dalam menghadapi “ujian Kehidupan”.
  • Ia melihat muridnya gagal dalam hidup dan kehidupannya.
  • Ia tidak bisa membuat muridnya lebih baik dari dirinya.
  • Ia tidak bisa membuat muridnya lebih pandai dari dirinya.
  • Ia tidak bisa membuat muridnya lemah lembut dalam bertutur kata, dewasa dalam bersikap, arif dalam memilih, dan bijaksana dalam memutuskan.
  • Ia melihat atau mendengar muridnya terlibat di dalam dunia hitam, seperti: kasus asusila, narkoba, kriminal, dsb.
  • Ia melihat muridnya menjadi sosok yang dijauhi masyarakat, seperti: koruptor (berdasi), pengusaha yang curang, buronan, pelacur, dsb.
  • Apa yang diajarkannya hanya dihafalkan sebatas teori dan tidak diaplikasikan di dalam kehidupan nyata.
  • Apa yang diajarkannya disalahgunakan, atau dengan kata lain, ilmu yang diajarkannya digunakan untuk kejahatan.
Sosok pria sebagai seorang pelajar/mahasiswa ia akan menangis, kecewa, dan/atau bersedih hati jika:
  • Ia dipaksa masuk ke jurusan yang sebenarnya kurang/tidak disukainya. Contoh kasus: orang tuanya ingin agar ia jadi dokter, sehingga ia dimasukkan ke fakultas kedokteran. Padahal sebenarnya ia ingin menjadi pebisnis yang hebat.
  • Ia tidak lulus ujian.
  • Ia gagal diterima di sekolah pilihannya.
  • Ia dikatakan atau dianggap bodoh oleh guru/dosen atau teman-temannya.
  • Ia tidak diterima di dalam pergaulan dengan teman sebayanya.
  • Ia dilarang tahu banyak hal oleh guru/dosennya, atau dikatakan belum saatnya kamu tahu tentang hal ini, padahal sebenarnya ia ingin menjadi ahli dalam hal itu.
  • Ia seorang pelajar/mahasiswa yang berprestasi dan berbakat, namun kurang/tidak didukung oleh sarana-prasarana dan fasilitas yang memadai.
  • Pemikiran atau pendapatnya (yang telah sesuai dengan berbagai literatur terbaru dan terpercaya) disalahkan, tidak diterima, diacuhkan begitu saja hanya gara-gara ia belum senior, masih belum bergelar, dsb.
  • Karya tulisnya diplagiat (dijiplak, ditiru seluruhnya, di-copy paste) oleh orang lain.
  • Ia dianggap orang yang aneh dan unik hanya gara-gara perilakunya, perkataanya, pemikirannya, pendapatnya aneh dan unik juga.
Sosok pria sebagai seorang pemuka/tokoh agama ia akan menangis, kecewa, dan/atau bersedih hati jika:
  • Dirinya sendiri ternyata jauh dari Allah, atau belum sepenuhnya menjalankan perintah agama yang dianutnya.
  • Putra/putrinya sulit diatur, sukar dinasihati, tidak bersikap sesuai ajaran agama.
  • Ia melihat umatnya bergelimang di dalam dosa dan kemaksiatan.
  • Ia tidak bisa membuat jamaah/gembalanya menjadi lebih baik dan lebih tercerahkan hidupnya.
  • Ayat-ayat kitab suci tidak diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
  • Tempat ibadah hanya sebagai simbol atau pelengkap, tidak dimakmurkan, tidak digunakan, dan tidak dimaksimalkan fungsinya.
  • Ibadah hanya dilakukan sebatas ritual atau seremoni rutin belaka.
  • Banyak orang yang melakukan kejahatan atas nama agama dan Tuhan.
  • Banyak orang yang saling membenci, bermusuhan, bertikai, membeda-bedakan hanya karena berbeda agama.
  • Agama (termasuk ayat-ayat dari kitab suci) hanya digunakan sebagai topeng, kedok, atau senjata yang memudahkan atau memuluskan jalan untuk mencari popularitas/uang, meraih jabatan, melangsungkan pernikahan, melanggengkan bisnis, dan semata demi kepentingan duniawi.
  • Agama dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Inilah yang mengakibatkan berkembangnya paham sekuler dan hedonisme.
  • Ada orang yang mengaku sebagai orang suci, utusan Tuhan, atau Nabi.
  • Ada orang yang menjual diri demi sesuap nasi.
  • Ada orang yang rela menukar keyakinan agamanya demi memperoleh kesenangan/nikmat duniawi.
  • Ada orang yang tidak beragama, atau tidak yakin sepenuhnya kepada (kasih sayang) Allah.
Sosok pria sebagai seorang kepala negara, pemimpin, atau pejabat (yang ideal dan berhati nurani) ia akan menangis, kecewa, bersedih hati jika:
  • Pornografi, pornoaksi, dan semua hal yang bersifat porno dan asusila begitu merebak serta meracuni berbagai sendi kehidupan dan merusak generasi muda di negeri ini.
  • KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) masih ada dan merajalela di negeri ini.
  • Ia tidak dapat berlaku adil kepada rakyatnya.
  • Biaya pendidikan mahal dan tak terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
  • Berbagai fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan tidak dapat dinikmati oleh semua warga negara.
  • Sumber daya alam negeri ini dikuasai oleh investor asing.
  • Kemiskinan dan pengangguran masih melanda negeri ini.
  • Keputusannya membawa penderitaan atau menyengsarakan banyak orang.
  • Negeri ini masih saja “dijajah” atau “dikuasai” oleh bangsa asing. Bentuk-bentuk penjajahan modern dapat berupa: ekonomi, budaya, ideologi, hiburan (entertainment), teknologi, komunikasi, dsb.
  • Banyak kaum muda yang bermalas-malasan, tidak produktif, konsumtif, dan hanya sebagai penganut hedonisme dan korban teknologi modern.
  • Negeri ini menjadi sasaran teroris, sarang teroris, disebut teroris, atau menjadi korban dari terorisme global.
Sosok pria sebagai seorang sahabat sejati, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Dikhianati, terutama oleh orang-orang terdekatnya.
  • Dimanfaatkan oleh siapapun dalam bentuk apapun.
  • Tidak ada seorangpun yang menolongnya saat ia memerlukan bantuan.
  • Diputuskan, diasingkan, dikucilkan dari pergaulan tanpa sebab atau alasan yang jelas.
  • Difitnah secara keji, terutama oleh orang yang selama ini dipercayainya.
Sosok pria sebagai “musuh Tuhan”, teroris, atheis, penjahat, atau koruptor, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Banyak orang yang bertaubat dan dekat dengan Allah.
  • Banyak wanita yang menutupi auratnya, berjilbab, dan menjaga kesucian serta harga dirinya.
  • Para pejabat menjadi jujur, tidak lagi mau disuap, diberi gratification.
  • Birokrasi di negeri ini menjadi begitu cepat dan dipermudah.
  • Supremasi hukum ditegakkan, sehingga semuanya sama dihadapan hukum.
Sosok pria sebagai seorang petani, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Hasil panennya kurang menggembirakan dan tidak begitu melimpah, sehingga hasilnya tidak dapat mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
  • Hama (wereng, tikus, dsb) merusak sawah ladangnya, sehingga gagal panen.
  • Harga pupuk mahal.
Sosok pria sebagai seorang nelayan, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Hasil tangkapannya sedikit, sehingga tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
  • Harga bahan bakar, terutama solar, menjadi mahal.
  • Gelombang laut pasang, sehingga ia tidak bisa melaut seperti biasa.
Sosok pria sebagai seorang pedagang, pengusaha, pebisnis, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Mengalami kebangkrutan yang sampai mengakibatkan dirinya harus memulai lagi dari awal atau dari nol.
  • Tidak ada yang menggantikan dirinya atau mewarisi usahanya.
  • Terjadi resesi dan krisis global, sehingga harga bahan baku menjadi tak terjangkau.
Sosok pria sebagai seorang peneliti, ilmuwan, cendekiawan, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Hasil penelitiannya tidak dapat bermanfaat bagi umat manusia.
  • Ia dipersulit atau tidak diberi fasilitas, dana, bantuan untuk melakukan risetnya.
  • Perhatian serta apresiasi masyarakat dan pemerintah amat kurang di bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal majunya suatu negara salah satunya adalah karena pengembangan riset dan teknologi.
  • Kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya kurang/tidak diperhatikan, diabaikan begitu saja oleh negara/pemerintah, sementara pikiran, waktu, dan tenaganya “diperas” untuk terus meneliti dan berkarya.
Sosok pria yang berprofesi sebagai seorang penulis, sastrawan, seniman, budayawan, pekerja seni, perupa, musisi, fotografer, programmer, dan juga profesi lainnya (terutama di bidang sastra dan seni budaya) yang belum tersebut di artikel ini, ia akan menangis, bersedih hati, terluka, atau kecewa jika:
  • Tidak ada atau kehabisan ide untuk memulai berkarya. Atau mengalami kebuntuan ide di tengah-tengah berkarya, yang menyebabkan karyanya tidak dapat terselesaikan dengan sempurna.
  • Ide atau hasil karyanya dibajak, disalahtafsirkan, tidak diapresiasi secara layak, atau tidak diakui sebagai suatu karya (bercitarasa seni).
  • Hasil karyanya dinilai rendah atau dihargai amat murah, tidak sesuai dengan kualitas, mutu, atau nilai karya itu yang sebenarnya.
Perlu diketahui, minimnya bantuan, dukungan, dan perhatian pemerintah di bidang sastra dan seni budaya telah membuat negeri ini kehilangan jatidirinya sebagai negeri yang berbudaya adiluhung.

hal-hal unik do dunia

global warming

Global Warming

Global warming is one of the most serious challenges facing us today. To protect the health and economic well-being of current and future generations, we must reduce our emissions of heat-trapping gases by using the technology, know-how, and practical solutions already at our disposal.

Tropical deforestation is the largest source of emissions for many developing countries, but slowing deforestation can't solve the climate problem by itself. As forest-rich developing countries step up to take responsibility for reducing their emissions, all industrialized nations should not only support their efforts but, most importantly, reduce their own emissions and lead efforts to avert dangerous climate change.

For years we have heard so much about the causes of climate change, that we’ve missed the fact that there are simple, practical solutions that can slow this growing problem. Technologies exist today that can cut emissions of heat-trapping gases and make a real difference in the health of our planet. And these solutions will be good for our economy, reduce our dependence on foreign oil, and enhance our energy security.

Global warming doesn’t just mean balmy February days in northern climes. It also means increasingly hot days in the summer, and a host of negative impacts that are already under way and are expected to intensify in the
coming decades.

-More heat waves will likely increase the risk of heat-related illnesses and deaths.

-Cities and towns along the nation's major rivers will experience more severe and frequent flooding.

-Some areas will likely experience more extensive and prolonged droughts.

-Some of our favorite coastal and low-lying vacation areas, such as parts of the Florida Keys and Cape Cod, will be much less appealing as sea levels rise, dunes erode, and the areas become more vulnerable to coastal storms.

-Many families and businesses, who have made their living from fishing, farming, and tourism could lose their livelihoods, and others who love hunting, boating, skiing, birdwatching, and just relaxing near lakes, streams, and wetlands will see some of their favorite places irretrievably changed.

The solutions to climate change are here and it's time we put them to use. If we get started today we can tackle this problem and decrease the unpleasant outcomes that await us if we do nothing. The steps we need to take are common sense. And, more often than not, they will save consumers money. The cost of inaction, however, is unacceptably high.

The scientific consensus is in. Our planet is warming, and we are helping make it happen by adding more heat-trapping gases, primarily carbon dioxide (CO2), to the atmosphere. The burning of fossil fuel (oil, coal, and natural gas) alone accounts for about 75 percent of annual CO2 emissions from human activities. Deforestation—the cutting and burning of forests that trap and store carbon—accounts for about another 20 percent.

Procrastination is not an option. Scientists agree that if we wait 10, 20, or 50 years, the problem will be much more difficult to address and the consequences for us will be that much more serious.

We're treating our atmosphere like we once did our rivers. We used to dump waste thoughtlessly into our waterways, believing that they were infinite in their capacity to hold rubbish. But when entire fisheries were poisoned and rivers began to catch fire, we realized what a horrible mistake that was.

Our atmosphere has limits too. CO2 remains in the atmosphere for about 100 years. The longer we keep polluting, the longer it will take to recover and the more irreversible damage will be done.

Fuel-efficient vehicles. Renewable energy. Protecting threatened forests. These common sense solutions won't only reduce global warming, many will save us money and create new business opportunities.

Best of all, these solutions exist now. We just need to insist that business and government take the necessary steps to make them available and affordable. Then we have to let consumers know what to do and provide incentives to help all of us make better choices.

The following five sensible steps are available today and can have an enormous impact on the problem CO2 remains in the atmosphere for about 100 years.

10 manusua tersukses di dunia n akhirat

10 Manusia Tersukses di Dunia dan Akhirat

Posted on by oerlee syafroe
Oleh: Fathuddin Jafar

Inilah 10 manusia tersukses di dunia dan di akhirat, setelah Rasul Muhammad Saw. Mereka adalah tokoh teladan umat Islam sepanjang masa dalam berbagai aspek kehidupan.
Di saat umat Islam hari ini kehilangan profil tokoh, pemimpin dan pribadi yang dapat dijadikan teladan, maka menghadirkan biografi dan cerita kehidupan mereka adalah merupakan keniscayaan.
Sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan : Kalau Anda ingin hidup sukses di dunia dan akhirat, tirulah gaya hidup mereka. Selamat menelusurinya.
I. Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepadanya. Kami berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kami dan dari amal-amal buruk kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada yang mampu menyesatkannya.
Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tiada yang mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Utusan-Nya.
Buku ini berisi riwayat hidup sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, semoga Allah meridhai mereka semua. Ada kebutuhan menuturkan riwayat hidup mereka, supaya kita bisa mencari letak keteladanan dalam kehidupan orang-orang shalih itu.
Dalam buku sirah ini penulis membatasi bahasan hanya dari sisi gambaran, contoh dan kejadian dalam kehidupan Khalifah Empat dan sahabat-sahabat selebihnya dari mereka yang dipastikan masuk surga. Untuk tujuan tersebut, penulis berusaha menulisnya dengan kalimat-kalimat yang mudah dan semata bersandar pada atsar yang shahih dan rujukan-rujukan yang autentik.
Kesepuluh sahabat tersebut adalah:
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA
2. ‘Umar bin Khaththab RA
3. ‘Utsman bin ‘Affan RA
4. Ali bin Abu Thalib RA
5. Abu ‘Ubaidah bin Jarrah RA
6. Thalhah bin ‘Ubaidullah RA
7. Zubair bin ‘Awwam RA
8. Abdurrahman bin ‘Auf RA
9. Sa’d bin Abu Waqqash RA
10. Sa’id bin Zaid RA

Penulis memohon kepada Allah semoga menjadikan buku ini bermanfaat bagi penulisnya, penerbitnya dan pembacanya. Sesungguhnya Allah-lah yang berwenang dan kuasa untuk menjadikannya bermanfaat.
(Muhammad Ahmad ‘Isa)
II. Keutamaan Para Sahabat RA

Pada zaman keteladanan yang baik tidak ada, manusia melenceng dari jalan-jalan hidayah, dan banyak di antara mereka yang tidak menghormati orang-orang yang sebenarnya memiliki keutamaan. Saatnya kita berhenti sejenak untuk – merenungkan kehidupan generasi terbaik yang pernah disaksikan dunia – setelah para Nabi.
Itu adalah generasi iman dan tauhid, generasi ibadah dan keikhlasan, generasi keadilan dan konsistensi, generasi kesabaran dan keteguhan, generasi jihad dan heroisme. Itulah generasi para sahabat yang mulia.
Itulah generasi unik yang menjalan Islam dengan sempurna dan paripurna. Mereka tahu, dan mengetahui mereka lurus. Mereka paham, dan pemahaman mereka itu baik.
“Itulah generasi yang menyatukan idealita dan realita. Generasi yang mengejawantahkan idealita-idealita Islam dalam realitas, dan mengangkat realitas manusia ke tingkatan idealita. Kita sangat butuh untuk mengenali generasi ini, agar kita tahu letak keteladanan bagi kita dalam realitas kita hari ini. Dan untuk kita jadikan tolok ukur dalam mengetahui jauh atau dekatnya kita dari hakikat Islam.”

Allah SWT meminta kaum muslimin untuk meneladani Rasulullah SAW, mengikuti jejak generasi emas tersebut, dan menghubungkan diri mereka dengan generasi tersebut. Allah berfirman,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab [33]: 21)
Allah SWT juga berfirman,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al-Hasyr [59]: 9)
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hasyr [59]: 10)

Inilah generasi unik yang menjadi media Allah untuk memberi kejayaan bagi Islam. Generasi ini sebenarnya bisa terulang dalam realitas kehidupan asalkan generasi penerus mengikuti jalan yang sama, meskipun memang keutamaan sahabat itu tidak mungkin dikejar.
Di antara kewajiban kita terhadap generasi sahabat ini adalah mencintai mereka, loyal kepada mereka, dan mengenali keutamaan mereka. Ini merupakan bagian dari inti akidah Islam yang membedakan antara Ahlussunnah dengan ahli bid’ah.
Karena cinta kepada para sahabat merupakan bagian dari agama dan keimanan, sedangkan mencaci dan membenci para sahabat adalah bagian dari kesesatan dan kehinaan.
III. Siapakah Sahabat Itu?

Sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi SAW dalam keadaan Islam (Muslim). Definisi ini mencakup setiap orang yang pernah bertemu satu kali dengan Nabi SAW, atau yang bermajlis dengan Nabi SAW dalam jangka waktu yang lama, orang yang meriwayatkan dari Nabi SAW dan yang tidak meriwayatkan, orang yang pernah berperang bersama beliau atau yang tidak pernah berperang, orang yang pernah melihat beliau satu kali saja.
Meskipun tidak pernah duduk di majelisnya, dan orang yang tidak pernah melihatnya karena ada halangan seperti buta. Definisi ini tidak mencakup orang yang berjumpa dengan beliau dalam keadaan kafir, meskipun sesudah itu ia masuk Islam.
IV. Berapa Jumlah Sahabat?

Ada banyak sekali jumlah orang yang bersahabat dengan Nabi SAW. Abu Zur’ah Ar-Razi berkata, “Saat Nabi SAW wafat, jumlah orang yang pernah melihat beliau dan mendengar dari beliau itu lebih dari 100.000 (seratus ribu) orang, baik laki-laki atau perempuan. mereka semua meriwayatkan dari beliau lewat pendengaran atau pengamatan.”
V. Keadilan Sahabat.
Semua sahabat adalah adil, tsiqah, dan tsabat. Karena Allah telah menilai mereka adil dan mengabarkan kesucian mereka. Nabi SAW pun menilai mereka bersih dan menjelaskan keutamaan mereka. Bagaimana mereka tidak berada dalam kedudukan tersebut, sedangkan mereka adalah manusia-manusia yang dipilih Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya SAW.
Ibnu Mas’ud RA berkata, “Sesungguhnya Allah melihat hati para hamba, dan mendapati hati Muhammad SAW itu sebaik-baik hati para hamba. Karena itu, Allah memilihnya bagi diri-Nya dan mengutusnya untuk membawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba sesudah hati Muhammad SAW, dan Allah mendapati hati para sahabatnya sebaik-baik hati para hamba. Karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai kaki tangan Nabi-Nya yang berperang di atas agamanya. Jadi, apa yang dilihat kaum muslimin sebagai sesuatu yang baik, maka ia juga baik di sisi Allah. Dan apa yang mereka lihat sebagai sesuatu yang jelek, maka ia juga jelek di sisi Allah.”

Keutamaan dan Keadilan Para Sahabat Dalam Al-Qur’an dan Sunnah:
1. Allah berfirman,
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا ﴿١٨﴾
“Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS Al-Fath [48]: 18)
Jabir bin Abdullah berkata, “Jumlah kami saat itu adalah seribu empat ratus orang.”
Ayat ini berbicara tentang kesaksian Allah mengenai ridha-Nya kepada para sahabat Nabi SAW, terlebih kepada mereka yang terlibat dalam perjanjian Hudaibiyyah. Orang yang diridhai Allah itu tidak mungkin mati dalam keadaan kafir.
Karena yang menjadi patokan selamatnya seseorang adalah kematiannya dalam keadaan memeluk Islam. Jadi, tidak mungkin Allah meridhai kecuali kepada orang yang diketahui-Nya mati dalam keadaan memeluk Islam.
Nabi SAW bersabda,
لَا يَدْخُلُ النَّارَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ الَّذِينَ بَايَعُوا تَحْتَهَا
“Insya’allah tidak seorang pun dari mereka yang berbaiat di bawah pohon itu masuk neraka.”
2. Allah berfirman,
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴿٢٩﴾
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Fath [48]: 29)
Imam Malik rahimahullah berkata, “Kami menerima kabar bahwa apabila orang-orang Nasrani melihat para sahabat yang membebaskan kawasan Syam, maka mereka mengatakan, ‘Demi Allah, mereka itu lebih baik daripada Hawariyyun (pengikut setia Nabi ‘Isa AS).’ Dalam hal ini mereka jujur, karena umat ini diagungkan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Dan umat yang paling agung dan utama adalah para sahabat Rasulullah SAW. Allah SWT telah menyinggung mereka dalam kitab-kitab suci terdahulu.”
Ibnul Jauzi berkata, “Sifat ini berlaku untuk semua sahabat menurut mayoritas ulama.”
3. Allah berfirman,
لِلْفُقَرَاء الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿٨﴾
“(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hasyr [59]: 8 )
Betapa bagusnya kesimpulan yang dipetik Imam Malik dari ayat mulia ini. Katanya, orang yang mencela sahabat itu tidak memiliki bagian dari harta pampasan perang.
‘Aisyah RA berkata, “Mereka diperintahkan untuk memintakan ampunan bagi para sahabat Rasulullah SAW, namun mereka justeru mencela para sahabat.” Ibnu ‘Abbas berkata, “Janganlah kalian mencaci para sahabat Muhammad, karena Allah telah memerintahkan istighfar bagi mereka, padahal Allah tahu bahwa para sahabat itu bakal saling berperang.”
4. Allah berfirman,
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١٠٠﴾
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 100)
Betapa bagus kesimpulan yang diambil Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dari ayat ini. Ia mengatakan, “Allah meridhai para sabiqun tanpa syarat ihsan (berbuat baik), tetapi Allah tidak meridhai para tabi’in kecuali jika mereka mengikuti para sahabat dengan berbuat baik.”
Di antara tindakan mengikuti sahabat dengan berbuat baik adalah bersikap ridha kepada mereka, memohonkan ampunan bagi mereka, dan meneladani mereka.
5. Allah berfirman,
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا يَسْتَوِي مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُوْلَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِينَ أَنفَقُوا مِن بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿١٠﴾
“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum pembebasan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hadid [57]: 10)
Kata al-husna dalam ayat ini berarti surga, sebagaimana pendapat banyak mufasir. Berdasarkan ayat ini, Ibnu Hazm memastikan bahwa seluruh sahabat itu termasuk penghuni surga, karena Allah berfirman, “Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik.” Pendapat serupa disampaikan Ibnu Al-Jauzi saat menafsirkan ayat dalam surat Al-Fath ayat 29, bahwa sifat yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah untuk semua mayoritas.
6. Allah berfirman,
لَقَد تَّابَ الله عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِن بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ إِنَّهُ بِهِمْ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١١٧﴾
“Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima tobat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.” (QS At-Taubah [9]: 117)
Semua sahabat yang turut serta dalam perang Tabuk kecuali para wanita dan orang-orang lemah yang ditolerir Allah untuk tidak ikut serta. Sedangkan ketiga sahabat yang tidak ikut perang, penjelasan tentang diterimanya taubat mereka diturunkan sesudah itu.

Dan masih ada banyak ayat lain yang menjelaskan penilaian baik terhadap para sahabat. Di antaranya adalah firman Allah,
وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ آوَواْ وَّنَصَرُواْ أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٧٤﴾
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS Al-Anfal [8]: 74)
Dan seperti firman Allah,
لَكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ جَاهَدُواْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ وَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٨٨﴾ أَعَدَّ اللّهُ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٨٩﴾
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 88-89)
Semoga kita bisa meneladani dan mengikuti jejak langkah Shahabat RA yang di Ridhai-Nya.

Jumat, 11 Februari 2011

pidato b.inggris

GLOBAL WARMING

Global warming is one of the most serious challenges facing us today. To protect the health and economic well-being of current and future generations, we must reduce our emissions of heat-trapping gases by using the technology, know-how, and practical solutions already at our disposal.

Tropical deforestation is the largest source of emissions for many developing countries, but slowing deforestation can't solve the climate problem by itself. As forest-rich developing countries step up to take responsibility for reducing their emissions, all industrialized nations should not only support their efforts but, most importantly, reduce their own emissions and lead efforts to avert dangerous climate change.

For years we have heard so much about the causes of climate change, that we’ve missed the fact that there are simple, practical solutions that can slow this growing problem. Technologies exist today that can cut emissions of heat-trapping gases and make a real difference in the health of our planet. And these solutions will be good for our economy, reduce our dependence on foreign oil, and enhance our energy (....)

Sabtu, 05 Februari 2011

pacar lima langkah

Pacar Lima Langkah

Pacarku memang dekat
Limalangkah dari rumah
Tak perlu kirim surat
Sms juga gak usah

Kalo rindu bertemu
Tinggal ngomong depan pintu
tangan tinggal melambai
sambil bilang helo sayang

Duh aduh memang asyik
punya pacar tetangga
biaya apel pun irit
gak usah buang duit

tak ada malam mingguan
malam apapun sama
tiap hari berduaan
merenda cinta yg mesra

tidak usah ditelepon
kalo kamu langsung jalan
gak pake sms-an
lima langkah langsung nyampai
 Lirik Lagu Padi Harmony

aku mengenal dikau
tlah cukup lama separuh usiaku
namun begitu banyak
pelajaran yang aku terima
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
reff:
kau membuatku mengerti hidup ini
kita terlahir bagai selembar kertas putih
tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai
dan terwujud harmoni

segala kebaikan
takkan terhapus oleh kepahitan
ku lapangkan resah jiwa
karna ku percaya kan berujung indah

repeat reff


harmoni, harmoni, harmoni

Rabu, 02 Februari 2011

Biodata Aura Kasih
Nama lahir: Sanny Aura Syahrani
Lahir: 23 Februari 1988 (umur 21) Bandung, Indonesia
Nama Panggilan: Aura
Pekerjaan: Penyanyi
Genre: Pop
Tahun aktif: 2008 – sekarang
Perusahaan rekaman: Universal Music Indonesia
Karir Aura Kasih
photo aura kasih anggun